Jumat, 20 Juni 2025

Membangun Kepedulian Inklusif Melalui Visiting Doktor: Kolaborasi Strategis PIAUD dan PGMI UIN Mahmud Yunus Batusangkar


Batusangkar, 20 Juni 2025 – Dalam upaya memperkuat pemahaman dan praktik pendidikan inklusi, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Mahmud Yunus Batusangkar menggelar kegiatan Visiting Doctor bertajuk Intervensi Anak Terbatas: Upaya dalam Pendidikan Inklusi”, Sabtu (20/06/2025), bertempat di Ruang Teater Lantai 4 Gedung Kuliah Terpadu kampus UIN Mahmud Yunus, Batusangkar. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Malaysia, Ibu Dr. Norasikhin Ismail, seorang pakar pendidikan inklusi yang berasal dari Ashikin Holdings, Malaysia.

Acara ini menjadi momen bersejarah sekaligus refleksi mendalam bagi sivitas akademika, terutama bagi mahasiswa dan dosen PIAUD serta PGMI, dalam menggali praktik terbaik intervensi terhadap anak-anak dengan keterbatasan dalam konteks pendidikan Islam. Dr. Norasikhin dalam paparannya menekankan bahwa pendidikan inklusi bukan sekadar pendekatan kurikuler, tetapi sebuah gerakan kemanusiaan yang menuntut keterlibatan seluruh elemen masyarakat.

Ketua Program Studi PIAUD, Bapak Dr. Jhoni Warmansyah, M.Pd, dalam sambutannya, menekankan pentingnya integrasi teori dan praktik dalam pembelajaran inklusif. Menurut beliau, kehadiran narasumber internasional merupakan bentuk nyata implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menekankan pentingnya kolaborasi global dalam penguatan kompetensi mahasiswa.

selanjutnya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Prof. Dr. Suswati Hendriani, M.Pd, dalam sambutannya mengapresiasi sinergi antardua program studi ini sebagai langkah konkret dalam meningkatkan mutu akademik dan wawasan global kampus. "Kegiatan seperti ini membuka ruang dialog lintas negara dan lintas paradigma, sehingga mahasiswa kita lebih siap menjadi pendidik inklusif yang profesional dan berempati," ungkapnya saat membuka secara resmi kegiatan tersebut.

Dalam sesi pemaparannya, Dr. Norasikhin Ismail menekankan urgensi intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap individu. Ia menyoroti pentingnya sinergi antara guru, orang tua, dan tenaga pendukung dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Menurutnya, keberhasilan pendidikan inklusi sangat ditentukan oleh sejauh mana pendidik mampu memahami karakteristik unik peserta didik dan merancang strategi pembelajaran yang fleksibel dan responsif. “Intervensi bukan sekadar penyesuaian kurikulum, tetapi lebih kepada kepekaan untuk mendeteksi kebutuhan anak dan ketepatan dalam memberikan respon yang sesuai,” tuturnya

Selama sesi diskusi, mahasiswa terlihat antusias menyampaikan pertanyaan seputar tantangan di lapangan, termasuk keterbatasan sarana, pendekatan psikopedagogik, hingga strategi komunikasi dengan orang tua anak berkebutuhan khusus. Dr. Norasikhin Ismail memberikan penjelasan berdasarkan pengalaman lapangannya di Malaysia, sekaligus mengajak mahasiswa untuk membangun jejaring regional dalam mengembangkan pendekatan inklusi berbasis nilai-nilai Islam.

Acara ini juga menjadi ajang pembelajaran transdisipliner yang mempertemukan teori pendidikan, psikologi perkembangan, hingga kebijakan publik dalam satu forum ilmiah yang inspiratif. Tidak hanya menyasar mahasiswa, Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan FTIK serta jajarannya, para dosen dan tenaga pendidik dari berbagai program studi yang memiliki perhatian pada isu inklusi.

Dalam konteks lokal, Visiting Doctor ini menjadi jawaban atas kebutuhan peningkatan kapasitas calon guru dalam menghadapi realitas sekolah yang semakin beragam. PIAUD dan PGMI UIN Mahmud Yunus Batusangkar menunjukkan komitmennya dalam mencetak guru-guru yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial terhadap anak-anak yang selama ini berada di pinggiran sistem pendidikan.

Penutupan acara diwarnai dengan penyerahan cenderamata serta dokumentasi bersama, menandai akhir dari pertemuan yang tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menumbuhkan semangat baru dalam memajukan pendidikan inklusif berbasis nilai-nilai keislaman. Dengan demikian, kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran UIN Mahmud Yunus Batusangkar sebagai kampus yang responsif terhadap kebutuhan pendidikan yang lebih adil dan merata bagi semua kalangan.


0 komentar:

Posting Komentar